Produksi di kedua negara dimulai
pada bulan Desember 1986. Varian pertama
adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 seri 100/110 yang
menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis
CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
Berikut adalah keunggulan dari
pesawat CN-235 :
- Kemampuan terbang lebih dari 10 jam, sangat cocok untuk patroli maritim, bantuan pasca bencana, penyelundupan narkoba dan manusia.
- Dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
- Mampu mendarat pada landasan yang tidak terlalu baik.
- CN-235 dilengkapi peralatan komunikasi, radar, kamera elektronik, infra merah, serta sistem identivikasi otomatis.
- CN-235 dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
Korea
Selatan sendiri ternyata menyukai pesawat buatan Bandung ini. Selain murah biaya,
pesawat CN-235 ini memiliki multi fungsi. Mereka kembali memesan 6 pesawat CN-235
versi militer. Pesanan terakhir korea selatan adalah 4 pesawat CN-235 Maritim
Patroli Aircraft (MPA) dengan nilai kontrak 94,5 juta dollar. Korea Selatan telah
memiliki 8 CN-235.
Pesawat CN-235 telah diakui
sebagai pesawat patroli maritim kelas Internasional. Bahkan 20 negara telah
menggunakan CN-235 sebagai pesawat militer, termasuk: Perancis, Austria, Irlandia,
Pakistan, Chili dan Turki. Bahkan Spanyol sebagai partner pembuat CN-235
menggunakan banyak CN-235 untuk penerbangan Sipil, Militer, Patroli Maritim,
Cargo, SAR, hingga Ambulance Udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar