Jumlah Pengunjung

Kamis, 12 November 2015

AK-47 Uni Soviet




AK-47 (singkatan dari Avtomat Kalashnikova 1947) adalah senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjata Rusia Izhmash, dan digunakan oleh banyak negara blok timur semasa perang dingin. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada tahun 1947. Jika dibandingkan dengan senapan yang digunakan semasa perang dunia II, AK-47 mempunyai ukuran lebih kecil, dengan jangkauan yang lebih pendek, memakai peluru dngan Kaliber 7,62 x 39 mm yang lebih kecil, dan memiliki pilihan tembakan selective-fire. AK-47 termasuk salah satu senapan serbu pertama dan hingga kini merupakan senapan serbu yang paling banyak diproduksi.

AK-47 produksi lebih dari 75 juta di seluruh dunia, senjata api legendaris yang mungkin memberi kerusakan paling mematikan daripada seluruh senjata api apapun. AK-47 tidak hanya mudah diproduksi dan murah, tetapi juga mudah dirawat dan kebal terhadap kondisi yang bisa merusak senjata lainnya. Akurasinya tidak terlalu bagus, tapi AK-47 menggantinya dengan kemampuannya melepaskan serangan mematikan.

Senapan AK-47 telah disukai oleh para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperirakan seratus juta senjata ciptaanya telah tersebar di seluruh dunia. Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960-an. Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando pasukan khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat, salah satunya.

Senjata legendaris api inipun sangat banyak penggunanya. Di Indonesia khususnya Banda Aceh, AK-47 bukanlah kata asing. Mulai dari orang dewasa hingga anak kecilpun tahu, karena senjata ini digemari oleh pasukan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) karena kehebatannya. AK-47 biasa digunakan TNI dan Polri. Di Aceh ada semboyan yang berbunyi “satu peluru AK-74, tembus 10 orang”.

Walaupun sekarang sedikit dimodifikasi, tetapi keefektifan senjata ini masih dipertahankan. Jika dibandingkan dengan senjata buatan Amerika M-16, M-15 dan yang lainnya, AK-47 terbukti lebih tahan banting dan sangat cocok untuk berbagai kondisi. Saat perang Vietnam, senjata ini masih bisa berfungsi normal walau terendam oleh lumpur, air, dan terkubur di tanah atau pasir walau berminggu-minggu.

Kincir Air Sederhana



KINCIR AIR SEDERHANA


Baros, Sukabumi pada hari Selasa, 10 November 2015 bertepatan dengan Hari Pahlawan, tim TekTer (Teknologi Terkini) berhasil menemukan kincir air. Kincir air sederhana ini diciptakan oleh kakak beradik yang bernama Pak Asep yang dibantu oleh adiknya Pak Johan. Kincir air ini dibuat oleh Pak Asep mulanya dengan tujuan untuk mengaliri kolam ikan di belakang pekarangan rumah. Kincir Air sederhana ini terbuat dari bahan-bahan seperti baling-baling, velg sepeda, bambu, tali, botol plastik, kayu, besi, gir, seng dan bedtap. Cara kerja dari kincir air ini berfokus pada besar kecilnya aliran air yang mengaliri baling-baling. Pada musim kemarau, tentu debit air akan menyusut dan kincir air tidak berfungsi dengan baik, karena baling-baling yang berada di bawah permukaan air akan terendam dan laju kincir airpun akan terhenti. Kincir air ini sengaja ditempatkan di selokan karena apabila ditempatkan di sungai dengan debit air yang besar, maka daya dorong aliran air kurang maksimal dan ukuran baling-baling pada kincir juga harus lebih besar. Oleh karena itu kincir air ini sengaja diciptakan untuk mengaliri kolam ikan. Namun tanpa di sangka penemuan kincir air ini mendapatkan Apresiasi dari Stasiun TV Lokal Sukabumi (ATV Sukabumi) yang meliput kincir air sederhana ini dan ditayangkan di ATV Sukabumi. Kincir air ini bisa ditemukan di daerah Kampung Sudajaya RT/RW 004/001 Desa Jayaraksa Kecamatan Baros Kota Sukabumi. “Saya berharap kincir air ini ke depannya dapat diubah ke PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang bisa bermanfaat untuk masyarakat setempat.” Tutur Pak Asep terkait harapannya untuk kincir air yang diciptakannya.





Senin, 09 November 2015

Keunggulan Pesawat CN 235


CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Pesawat Terbang Indonesia yang berubah nama menjadi (PT. DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara ini dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983.
Produksi di kedua negara dimulai pada bulan Desember 1986.  Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
Berikut adalah keunggulan dari pesawat CN-235 :
  1. Kemampuan terbang lebih dari 10 jam, sangat cocok untuk patroli maritim, bantuan pasca bencana, penyelundupan narkoba dan manusia.
  2. Dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
  3. Mampu mendarat pada landasan yang tidak terlalu baik.
  4. CN-235 dilengkapi peralatan komunikasi, radar, kamera elektronik, infra merah, serta sistem identivikasi otomatis.
  5. CN-235 dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
            Korea Selatan sendiri ternyata menyukai pesawat buatan Bandung ini. Selain murah biaya, pesawat CN-235 ini memiliki multi fungsi. Mereka kembali memesan 6 pesawat CN-235 versi militer. Pesanan terakhir korea selatan adalah 4 pesawat CN-235 Maritim Patroli Aircraft (MPA) dengan nilai kontrak 94,5 juta dollar. Korea Selatan telah memiliki 8 CN-235.
Pesawat CN-235 telah diakui sebagai pesawat patroli maritim kelas Internasional. Bahkan 20 negara telah menggunakan CN-235 sebagai pesawat militer, termasuk: Perancis, Austria, Irlandia, Pakistan, Chili dan Turki. Bahkan Spanyol sebagai partner pembuat CN-235 menggunakan banyak CN-235 untuk penerbangan Sipil, Militer, Patroli Maritim, Cargo, SAR, hingga Ambulance Udara.